Minggu, 23 Desember 2012

Manfaat Dana BOS dan Potensi Kerugian/kelemahannya



Dana BOS yang berasal dari Pemerintah/APBN adalah dana bantuan yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar sembilan tahun. Bantuan yang bertujuan meringankan beban masyarakat terhadap biaya pendidikan siswa dalam rangka wajib belajar 9 tahun itu merupakan hak setiap siswa yang disalurkan melalui sekolah untuk mendanai biaya operasional. Begitu besar arti dan manfaatnya bagi dunia pendidikan, ternyata besar pula potensi kemungkinan kekurangan dan kelemahannya.
A. Keuntungan dan manfaat dana BOS
  1. Kemungkinan terlaksananya program pemerintah wajar 9 tahun yang bermutu
  2. Terlaksananya program pemerataan dan perluasan akses, program peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta program tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik
  3. Seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri  bebas dari pungutan terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI)
  4. Tidak ada siswa miskin putus sekolah karena tidak mampu membayar iuran/pungutan yang dilakukan oleh sekolah
  5. Tidak ada tamatan SD/setara, tidak dapat melanjutkan ke SMP/setara. Atau untuk kedepannya tidak ada lagi pendidikan terakhir anak Indonesia hanya tamatan SD
  6. Meningkatnya  pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan akses, mutu dan manajemen sekolah
  7. Pembiayaan seluruh kegiatan di sekolah yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan yang mendukungnya dapat terpenuhi
  8. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.

Kisah Anak Laki-Laki dan Pohon Apel




Dahulu kala ada sebuah pohon apel yang besar.  Setiap hari, seorang anak laki-laki kecil mendatangi pohon itu dan bermain di sekelilingnya. Ia memanjat puncaknya, makan buahnya dan tidur dinaungannya. Ia mencintai pohon itu, dan pohon itu juga senang bermain-main dengannya.
        Waktu berjalan, si anak tumbuh lebih besar. Ia tidak lagi bermain-main di bawah pohon itu setiap hari. Suatu hari si anak mendatangi pohon dengan wajah sedih.
“Mari kita bermain,,,” kata pohon apel.
“Aku sudah bukan anak-anak lagi, aku tidak bermain-main di bawah pohon,,,” kata si anak. “Aku ingin punya mainan. Aku butuh uang untuk membelinya,,,”
“Maaf, aku tidak punya uang, tapi kau dapat memetik semua buahku lalu mejualnya.” kata pohon apel.
Anak itu menjadi sangat senang. Lalau ia memetik semua buah apel yang bergantungan di pohon, kemudian pergi dengan perasaan gembira.
Setelah itu, si anak tidak kembali lagi. Pohon apel merasa sangat sedih. Suatu hari, si anak kembali dan pohon apel merasa sangat gembira.
“Mari kita bermain-main,,,” ajak pohon apel.
“Aku tidak punya waktu. Aku harus bekerja untuk menghidupi keluargaku. Kami butuh rumah untuk berteduh. Dapatkah kau membantuku?” kata si anak.
“Maaf, aku tidak punya rumah, tapi kau dapat memotong dahan-dahanku untuk membangun rumah,,,” kata pohon apel.
         Si anak lalu memotong semua cabang pohon dan pergi dengan kadaan gembira. Sang pohon juga merasa bahagia bisa membantu. Namun, setelah itu anak tidak datang lagi. Sang pohon merasa kesepian dan sedih.
            Di musim panas, si anak kembali datang, dan pohon pun merasa sangat senang.
“Kemarilah,,, mainlah denganku!” kata pohon.
“Aku lagi sedih.aku semakin tua. Aku ingin sekali berlayar untuk menikmati hari tuaku. Dapatkah kau memberiku perahu?” kata si anak.
“Gunakanlah batangku untuk membuat perahu. Kau dapat berlayar dan menikmati hari-hari bahagia!” kata si pohon.
           Lalu si anak memotong batang pohon untuk membuat perahu. Ia pergi berlayar dan lama tidak kembali. Akhirnya, setelah sekian banyak tahun lewat, si anak kembali.
“Nak, maafkan aku, aku tidak punya apa-apa lagi untukmu sekarang. Tidak ada apel lagi untukmu,,,” kata pohon apel.
“Aku tidak punya gigi lagi untuk menggigit,,,” kata si anak.
“Aku tidak punya batang lagi untuk dipanjat,,,” kata pohon apel.
“Aku terlalu tua untuk memanjat,,,” kata pohon apel.
“Aku benar-benar tidak punya apa-apa lagi kecuali akar-akarku yang sekarang sekarat,,,” kata pohon dengan sedih.
“Aku sekarang juga tidak butuh macam-macam, aku hanya butuh tempat tempat istirahat. Aku merasa lebih setelah melewatkan tahun-tahun itu,,,” jawab si anak.
“Baiklah kalau demikian. Akar pohon tua adalah tempat yang baik untuk bersandar dan beristirahat. Kemarilah,,, duduklah bersamaku. Istirahatlah!” kata si pohon.
           Si anak lalu duduk. Dan sang pohon tersenyum bahagia, meneteskan air mata.



Pohon apel itu ibarat orang tua kita. Ketika kecil senang bermain dengan ayah dan ibu kita. Setelah dewasa, kita tinggalkan mereka. Kita hanya mengunjungi mereka ketika kita membutuhkan bantuan mereka, atau ketika dalam kesulitan. Apapun yang terjadi pada kita, kedua orang tua kita selalu ada di samping kita dan siap memberikan segalanya demi kebahagiaan kita.
Dari cerita di atas, si anak tampak lebih berlaku kejam terhadap pohon., tetapi demikianlah kebanyakank kita tidak mensyukuri keberadaan orang tua kitaa.
Oleh karena itu, jangan lupakan pentingnya keberadaan orang tua kalian, jangan kalian anggap keberadaan mereka biasa-biasa saja. Mereka tidak akan berada di sisi kalian selamanya. (Author Unknown)

Minggu, 23 Desember 2012

Manfaat Dana BOS dan Potensi Kerugian/kelemahannya

Diposting oleh Unknown di 23.23 0 komentar


Dana BOS yang berasal dari Pemerintah/APBN adalah dana bantuan yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar sembilan tahun. Bantuan yang bertujuan meringankan beban masyarakat terhadap biaya pendidikan siswa dalam rangka wajib belajar 9 tahun itu merupakan hak setiap siswa yang disalurkan melalui sekolah untuk mendanai biaya operasional. Begitu besar arti dan manfaatnya bagi dunia pendidikan, ternyata besar pula potensi kemungkinan kekurangan dan kelemahannya.
A. Keuntungan dan manfaat dana BOS
  1. Kemungkinan terlaksananya program pemerintah wajar 9 tahun yang bermutu
  2. Terlaksananya program pemerataan dan perluasan akses, program peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta program tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik
  3. Seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri  bebas dari pungutan terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI)
  4. Tidak ada siswa miskin putus sekolah karena tidak mampu membayar iuran/pungutan yang dilakukan oleh sekolah
  5. Tidak ada tamatan SD/setara, tidak dapat melanjutkan ke SMP/setara. Atau untuk kedepannya tidak ada lagi pendidikan terakhir anak Indonesia hanya tamatan SD
  6. Meningkatnya  pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan akses, mutu dan manajemen sekolah
  7. Pembiayaan seluruh kegiatan di sekolah yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan yang mendukungnya dapat terpenuhi
  8. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.

Kisah Anak Laki-Laki dan Pohon Apel

Diposting oleh Unknown di 23.20 2 komentar



Dahulu kala ada sebuah pohon apel yang besar.  Setiap hari, seorang anak laki-laki kecil mendatangi pohon itu dan bermain di sekelilingnya. Ia memanjat puncaknya, makan buahnya dan tidur dinaungannya. Ia mencintai pohon itu, dan pohon itu juga senang bermain-main dengannya.
        Waktu berjalan, si anak tumbuh lebih besar. Ia tidak lagi bermain-main di bawah pohon itu setiap hari. Suatu hari si anak mendatangi pohon dengan wajah sedih.
“Mari kita bermain,,,” kata pohon apel.
“Aku sudah bukan anak-anak lagi, aku tidak bermain-main di bawah pohon,,,” kata si anak. “Aku ingin punya mainan. Aku butuh uang untuk membelinya,,,”
“Maaf, aku tidak punya uang, tapi kau dapat memetik semua buahku lalu mejualnya.” kata pohon apel.
Anak itu menjadi sangat senang. Lalau ia memetik semua buah apel yang bergantungan di pohon, kemudian pergi dengan perasaan gembira.
Setelah itu, si anak tidak kembali lagi. Pohon apel merasa sangat sedih. Suatu hari, si anak kembali dan pohon apel merasa sangat gembira.
“Mari kita bermain-main,,,” ajak pohon apel.
“Aku tidak punya waktu. Aku harus bekerja untuk menghidupi keluargaku. Kami butuh rumah untuk berteduh. Dapatkah kau membantuku?” kata si anak.
“Maaf, aku tidak punya rumah, tapi kau dapat memotong dahan-dahanku untuk membangun rumah,,,” kata pohon apel.
         Si anak lalu memotong semua cabang pohon dan pergi dengan kadaan gembira. Sang pohon juga merasa bahagia bisa membantu. Namun, setelah itu anak tidak datang lagi. Sang pohon merasa kesepian dan sedih.
            Di musim panas, si anak kembali datang, dan pohon pun merasa sangat senang.
“Kemarilah,,, mainlah denganku!” kata pohon.
“Aku lagi sedih.aku semakin tua. Aku ingin sekali berlayar untuk menikmati hari tuaku. Dapatkah kau memberiku perahu?” kata si anak.
“Gunakanlah batangku untuk membuat perahu. Kau dapat berlayar dan menikmati hari-hari bahagia!” kata si pohon.
           Lalu si anak memotong batang pohon untuk membuat perahu. Ia pergi berlayar dan lama tidak kembali. Akhirnya, setelah sekian banyak tahun lewat, si anak kembali.
“Nak, maafkan aku, aku tidak punya apa-apa lagi untukmu sekarang. Tidak ada apel lagi untukmu,,,” kata pohon apel.
“Aku tidak punya gigi lagi untuk menggigit,,,” kata si anak.
“Aku tidak punya batang lagi untuk dipanjat,,,” kata pohon apel.
“Aku terlalu tua untuk memanjat,,,” kata pohon apel.
“Aku benar-benar tidak punya apa-apa lagi kecuali akar-akarku yang sekarang sekarat,,,” kata pohon dengan sedih.
“Aku sekarang juga tidak butuh macam-macam, aku hanya butuh tempat tempat istirahat. Aku merasa lebih setelah melewatkan tahun-tahun itu,,,” jawab si anak.
“Baiklah kalau demikian. Akar pohon tua adalah tempat yang baik untuk bersandar dan beristirahat. Kemarilah,,, duduklah bersamaku. Istirahatlah!” kata si pohon.
           Si anak lalu duduk. Dan sang pohon tersenyum bahagia, meneteskan air mata.



Pohon apel itu ibarat orang tua kita. Ketika kecil senang bermain dengan ayah dan ibu kita. Setelah dewasa, kita tinggalkan mereka. Kita hanya mengunjungi mereka ketika kita membutuhkan bantuan mereka, atau ketika dalam kesulitan. Apapun yang terjadi pada kita, kedua orang tua kita selalu ada di samping kita dan siap memberikan segalanya demi kebahagiaan kita.
Dari cerita di atas, si anak tampak lebih berlaku kejam terhadap pohon., tetapi demikianlah kebanyakank kita tidak mensyukuri keberadaan orang tua kitaa.
Oleh karena itu, jangan lupakan pentingnya keberadaan orang tua kalian, jangan kalian anggap keberadaan mereka biasa-biasa saja. Mereka tidak akan berada di sisi kalian selamanya. (Author Unknown)

Mainkan Yuk..!

Blogger Widgets