Kamis, 10 Januari 2013

INDAHNYA BERBAGI

Pada suatu sore, aku membeli permen karet. Permennya ada 10 buah. Sampai di rumah aku makan satu. Adikku, zaky melihat aku mengantongi permen karet itu. "Mbak, aku minta permennya..." pinta adikku. "Eh, udah udah habis" kataku berbohong. "Itu apa"kata adikku sambil menunjuk kantong celanaku. Ternyata permen karet itu menonjol keluar saku. "Eh... ini..." kataku kehabisan akal. "ayo, bohong dosa lho..." desak adikku. "Eng enggak kok, aku nggak bohong" kataku menyangkal. Ya sudah, aku keluarkan saja. Lalu aku makan satu lagi. Adikku menjilat bibir dan ikut menggerakkan mulutnya seperti aku. Aku langsung masuk rumah dengan kesal, adikku pun ikut. "Ngapain sih?, kamu ngikutin aku?" tanyaku membentaknya. Adikku menangis sesenggukan lalu masuk kamar dan menangis di sana. Aku tersenyum puas. 

Lalu aku melihat acara televisi "nggak ada yang asyik" kataku. Aku berhenti memencet tombol di remote saat ku dengar siaran radio dakwah bertema 'Indahnya Berbagi' ku dengar dengan seksama. Aku tersadar, aku itu pelit. Adikku keluar dengan mata sembap. "Mbak lagi ngapain? kok tivinya nggak dilihat?" tanyanya sopan. Aku berpikir 'aku pelit sama adik, tapi adik baik sama aku...' pikirku. Tanpa menunggu lama lagi, aku meminta maaf dan memberi empat permenku supaya adil, karena aku memiliki delapan permen dan di bagi dua menjadi empat. Oh benar, BERBAGI MEMANG INDAH.



Nama    : Ayra Noor Khalida

Kelas     : 4B

Sekolah : SD Muh Pakem

ayranice @yahoo.co.id
Pada suatu sore, aku membeli permen karet. Permennya ada 10 buah. Sampai di rumah aku makan satu. Adikku, zaky melihat aku mengantongi permen karet itu. "Mbak, aku minta permennya..." pinta adikku. "Eh, udah udah habis" kataku berbohong. "Itu apa"kata adikku sambil menunjuk kantong celanaku. Ternyata permen karet itu menonjol keluar saku. "Eh... ini..." kataku kehabisan akal. "ayo, bohong dosa lho..." desak adikku. "Eng enggak kok, aku nggak bohong" kataku menyangkal. Ya sudah, aku keluarkan saja. Lalu aku makan satu lagi. Adikku menjilat bibir dan ikut menggerakkan mulutnya seperti aku. Aku langsung masuk rumah dengan kesal, adikku pun ikut. "Ngapain sih?, kamu ngikutin aku?" tanyaku membentaknya. Adikku menangis sesenggukan lalu masuk kamar dan menangis di sana. Aku tersenyum puas.

Lalu aku melihat acara televisi "nggak ada yang asyik" kataku. Aku berhenti memencet tombol di remote saat ku dengar siaran radio dakwah bertema 'Indahnya Berbagi' ku dengar dengan seksama. Aku tersadar, aku itu pelit. Adikku keluar dengan mata sembap. "Mbak lagi ngapain? kok tivinya nggak dilihat?" tanyanya sopan. Aku berpikir 'aku pelit sama adik, tapi adik baik sama aku...' pikirku. Tanpa menunggu lama lagi, aku meminta maaf dan memberi empat permenku supaya adil, karena aku memiliki delapan permen dan di bagi dua menjadi empat. Oh benar, BERBAGI MEMANG INDAH.



Nama    : Ayra Noor Khalida

Kelas     : 4B

Sekolah : SD Muh Pakem

ayranice @yahoo.co.id
Pada suatu sore, aku membeli permen karet. Permennya ada 10 buah. Sampai di rumah aku makan satu. Adikku, zaky melihat aku mengantongi permen karet itu. "Mbak, aku minta permennya..." pinta adikku. "Eh, udah udah habis" kataku berbohong. "Itu apa"kata adikku sambil menunjuk kantong celanaku. Ternyata permen karet itu menonjol keluar saku. "Eh... ini..." kataku kehabisan akal. "ayo, bohong dosa lho..." desak adikku. "Eng enggak kok, aku nggak bohong" kataku menyangkal. Ya sudah, aku keluarkan saja. Lalu aku makan satu lagi. Adikku menjilat bibir dan ikut menggerakkan mulutnya seperti aku. Aku langsung masuk rumah dengan kesal, adikku pun ikut. "Ngapain sih?, kamu ngikutin aku?" tanyaku membentaknya. Adikku menangis sesenggukan lalu masuk kamar dan menangis di sana. Aku tersenyum puas.

Lalu aku melihat acara televisi "nggak ada yang asyik" kataku. Aku berhenti memencet tombol di remote saat ku dengar siaran radio dakwah bertema 'Indahnya Berbagi' ku dengar dengan seksama. Aku tersadar, aku itu pelit. Adikku keluar dengan mata sembap. "Mbak lagi ngapain? kok tivinya nggak dilihat?" tanyanya sopan. Aku berpikir 'aku pelit sama adik, tapi adik baik sama aku...' pikirku. Tanpa menunggu lama lagi, aku meminta maaf dan memberi empat permenku supaya adil, karena aku memiliki delapan permen dan di bagi dua menjadi empat. Oh benar, BERBAGI MEMANG INDAH.



Nama    : Ayra Noor Khalida

Kelas     : 4B

Sekolah : SD Muh Pakem

ayranice @yahoo.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 10 Januari 2013

INDAHNYA BERBAGI

Diposting oleh Unknown di 20.25
Pada suatu sore, aku membeli permen karet. Permennya ada 10 buah. Sampai di rumah aku makan satu. Adikku, zaky melihat aku mengantongi permen karet itu. "Mbak, aku minta permennya..." pinta adikku. "Eh, udah udah habis" kataku berbohong. "Itu apa"kata adikku sambil menunjuk kantong celanaku. Ternyata permen karet itu menonjol keluar saku. "Eh... ini..." kataku kehabisan akal. "ayo, bohong dosa lho..." desak adikku. "Eng enggak kok, aku nggak bohong" kataku menyangkal. Ya sudah, aku keluarkan saja. Lalu aku makan satu lagi. Adikku menjilat bibir dan ikut menggerakkan mulutnya seperti aku. Aku langsung masuk rumah dengan kesal, adikku pun ikut. "Ngapain sih?, kamu ngikutin aku?" tanyaku membentaknya. Adikku menangis sesenggukan lalu masuk kamar dan menangis di sana. Aku tersenyum puas. 

Lalu aku melihat acara televisi "nggak ada yang asyik" kataku. Aku berhenti memencet tombol di remote saat ku dengar siaran radio dakwah bertema 'Indahnya Berbagi' ku dengar dengan seksama. Aku tersadar, aku itu pelit. Adikku keluar dengan mata sembap. "Mbak lagi ngapain? kok tivinya nggak dilihat?" tanyanya sopan. Aku berpikir 'aku pelit sama adik, tapi adik baik sama aku...' pikirku. Tanpa menunggu lama lagi, aku meminta maaf dan memberi empat permenku supaya adil, karena aku memiliki delapan permen dan di bagi dua menjadi empat. Oh benar, BERBAGI MEMANG INDAH.



Nama    : Ayra Noor Khalida

Kelas     : 4B

Sekolah : SD Muh Pakem

ayranice @yahoo.co.id
Pada suatu sore, aku membeli permen karet. Permennya ada 10 buah. Sampai di rumah aku makan satu. Adikku, zaky melihat aku mengantongi permen karet itu. "Mbak, aku minta permennya..." pinta adikku. "Eh, udah udah habis" kataku berbohong. "Itu apa"kata adikku sambil menunjuk kantong celanaku. Ternyata permen karet itu menonjol keluar saku. "Eh... ini..." kataku kehabisan akal. "ayo, bohong dosa lho..." desak adikku. "Eng enggak kok, aku nggak bohong" kataku menyangkal. Ya sudah, aku keluarkan saja. Lalu aku makan satu lagi. Adikku menjilat bibir dan ikut menggerakkan mulutnya seperti aku. Aku langsung masuk rumah dengan kesal, adikku pun ikut. "Ngapain sih?, kamu ngikutin aku?" tanyaku membentaknya. Adikku menangis sesenggukan lalu masuk kamar dan menangis di sana. Aku tersenyum puas.

Lalu aku melihat acara televisi "nggak ada yang asyik" kataku. Aku berhenti memencet tombol di remote saat ku dengar siaran radio dakwah bertema 'Indahnya Berbagi' ku dengar dengan seksama. Aku tersadar, aku itu pelit. Adikku keluar dengan mata sembap. "Mbak lagi ngapain? kok tivinya nggak dilihat?" tanyanya sopan. Aku berpikir 'aku pelit sama adik, tapi adik baik sama aku...' pikirku. Tanpa menunggu lama lagi, aku meminta maaf dan memberi empat permenku supaya adil, karena aku memiliki delapan permen dan di bagi dua menjadi empat. Oh benar, BERBAGI MEMANG INDAH.



Nama    : Ayra Noor Khalida

Kelas     : 4B

Sekolah : SD Muh Pakem

ayranice @yahoo.co.id
Pada suatu sore, aku membeli permen karet. Permennya ada 10 buah. Sampai di rumah aku makan satu. Adikku, zaky melihat aku mengantongi permen karet itu. "Mbak, aku minta permennya..." pinta adikku. "Eh, udah udah habis" kataku berbohong. "Itu apa"kata adikku sambil menunjuk kantong celanaku. Ternyata permen karet itu menonjol keluar saku. "Eh... ini..." kataku kehabisan akal. "ayo, bohong dosa lho..." desak adikku. "Eng enggak kok, aku nggak bohong" kataku menyangkal. Ya sudah, aku keluarkan saja. Lalu aku makan satu lagi. Adikku menjilat bibir dan ikut menggerakkan mulutnya seperti aku. Aku langsung masuk rumah dengan kesal, adikku pun ikut. "Ngapain sih?, kamu ngikutin aku?" tanyaku membentaknya. Adikku menangis sesenggukan lalu masuk kamar dan menangis di sana. Aku tersenyum puas.

Lalu aku melihat acara televisi "nggak ada yang asyik" kataku. Aku berhenti memencet tombol di remote saat ku dengar siaran radio dakwah bertema 'Indahnya Berbagi' ku dengar dengan seksama. Aku tersadar, aku itu pelit. Adikku keluar dengan mata sembap. "Mbak lagi ngapain? kok tivinya nggak dilihat?" tanyanya sopan. Aku berpikir 'aku pelit sama adik, tapi adik baik sama aku...' pikirku. Tanpa menunggu lama lagi, aku meminta maaf dan memberi empat permenku supaya adil, karena aku memiliki delapan permen dan di bagi dua menjadi empat. Oh benar, BERBAGI MEMANG INDAH.



Nama    : Ayra Noor Khalida

Kelas     : 4B

Sekolah : SD Muh Pakem

ayranice @yahoo.co.id

0 komentar on "INDAHNYA BERBAGI"

Posting Komentar

Mainkan Yuk..!

Blogger Widgets