Kamis, 10 Januari 2013

SETENGAH LAGI MASIH MENYATU DI JIWAKU

Oleh Eko Putra Ngudiraharjo

Sentuh hangat pagi menepuk.
Lukis garis ilalang membayang.
Titik pertemuan antara gelap dan terang tertekuk.
Melipat gelap meski pagi masih membungkuk.

Terdengar nyanyi penyair suara.
Seperti lantun rindu selepas mimpi.
Dari lelap mata hingga sadar membuka.
Tak lagi terhauskan peluk sang sepi.

Dari tempatku terduduk aku rindu.
Usap ketika jari memeluk rambutku.
Dari jarakku menatap aku membeku.
Terkaku dalam bujur arah rinduku.

Aku pernah bertanya tentangmu.
Pada ranting yang terkubur daun kering.
Dengan tiap warna langit yang membiru.
Bahkan bertanya senja ketika dengan petang dia bergunjing.
Ini tanyaku,
" wahai ranting,warna langit dan senja bergunjing, jika aku adalah sang perindu yang beku dan tiap syairku hanya ku lemparkan pada kalian. Apakah kalian masih mampu menjadi basah dari sang kering,tetap biru meski gelap mengadu ataukah tetap ada ketika malam merebut masa?"

Dari selipan sang fajar terjawab.
"Itulah rindu...!!"
terikat namun mampu menghempas.
Kuat tapi melemahkan nafas.
Dan jika ada yang bilang rinduku setengah mati.
Maka aku yang akan bilang rinduku setengah pergi.
Separuh ada pada nafasmu.
Setengah lagi masih menyatu di jiwaku.

Tawangsari, 30 September 2012

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 10 Januari 2013

SETENGAH LAGI MASIH MENYATU DI JIWAKU

Diposting oleh Unknown di 22.04
Oleh Eko Putra Ngudiraharjo

Sentuh hangat pagi menepuk.
Lukis garis ilalang membayang.
Titik pertemuan antara gelap dan terang tertekuk.
Melipat gelap meski pagi masih membungkuk.

Terdengar nyanyi penyair suara.
Seperti lantun rindu selepas mimpi.
Dari lelap mata hingga sadar membuka.
Tak lagi terhauskan peluk sang sepi.

Dari tempatku terduduk aku rindu.
Usap ketika jari memeluk rambutku.
Dari jarakku menatap aku membeku.
Terkaku dalam bujur arah rinduku.

Aku pernah bertanya tentangmu.
Pada ranting yang terkubur daun kering.
Dengan tiap warna langit yang membiru.
Bahkan bertanya senja ketika dengan petang dia bergunjing.
Ini tanyaku,
" wahai ranting,warna langit dan senja bergunjing, jika aku adalah sang perindu yang beku dan tiap syairku hanya ku lemparkan pada kalian. Apakah kalian masih mampu menjadi basah dari sang kering,tetap biru meski gelap mengadu ataukah tetap ada ketika malam merebut masa?"

Dari selipan sang fajar terjawab.
"Itulah rindu...!!"
terikat namun mampu menghempas.
Kuat tapi melemahkan nafas.
Dan jika ada yang bilang rinduku setengah mati.
Maka aku yang akan bilang rinduku setengah pergi.
Separuh ada pada nafasmu.
Setengah lagi masih menyatu di jiwaku.

Tawangsari, 30 September 2012

0 komentar on "SETENGAH LAGI MASIH MENYATU DI JIWAKU"

Posting Komentar

Mainkan Yuk..!

Blogger Widgets