Kamis, 10 Januari 2013

KETIKA KEMARAU PANJANG (RINDU SENJA BERPELANGI)

Oleh Eko Putra Ngudiraharjo

Senja merancang.
Suara-suara tanpa sumbang.
Gemuruh anginpun tak curang.
Hanya menjatuhkan kering daun bergagang.

Ku tulis sebuah syair dari senyum pedagang.
Dari untung menggaris girang.
Meski lewat senja beraroma gersang.
Meski kering menunggu langit berlinang.

Dari mereka di garis tepi sawah.
Rindu menghayat bertanah.
Cemas merayap penuh gelisah.
Ketika tersisa kemarau setengah basah.

Dari mereka di garis tepi danau.
Bongkahan berlubang menyayat kalbu.
Ratap seolah di bumiku layu.
Dan keruh air pertiwiku merajam dahaga saudaraku.

Kemana wahai airku,kami rindu senja berpelangi langit biru?

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 10 Januari 2013

KETIKA KEMARAU PANJANG (RINDU SENJA BERPELANGI)

Diposting oleh Unknown di 22.10
Oleh Eko Putra Ngudiraharjo

Senja merancang.
Suara-suara tanpa sumbang.
Gemuruh anginpun tak curang.
Hanya menjatuhkan kering daun bergagang.

Ku tulis sebuah syair dari senyum pedagang.
Dari untung menggaris girang.
Meski lewat senja beraroma gersang.
Meski kering menunggu langit berlinang.

Dari mereka di garis tepi sawah.
Rindu menghayat bertanah.
Cemas merayap penuh gelisah.
Ketika tersisa kemarau setengah basah.

Dari mereka di garis tepi danau.
Bongkahan berlubang menyayat kalbu.
Ratap seolah di bumiku layu.
Dan keruh air pertiwiku merajam dahaga saudaraku.

Kemana wahai airku,kami rindu senja berpelangi langit biru?

0 komentar on "KETIKA KEMARAU PANJANG (RINDU SENJA BERPELANGI)"

Posting Komentar

Mainkan Yuk..!

Blogger Widgets